Kamis, 01 Agustus 2013

Gandang Tabuik

yg berdiri sendiri itu yg namanya Datuk Mahkuto 
Lagi bosan di rumah gk ada kerjaan,aku hidupin musik di kamar lagi asik dengarin musik terdengar suara gendang dekat rumahku jadi aku kecilin volume musik ku

seperti nya aku kenal suara musik gendang nya,lalu bergegas keluar rumah mencari suara gendang itu ternyata ku lihat warga-warga dekat rumah ku menyaksikan festival gendang tabuik,sudah lama aku gk lihat festival traditional apa lagi acara nya di perkotaan dan masih ada yg cinta dengan kebudayaan indonesia

seru juga menyaksikkan festival kebudayaan Gendang Tabuik ini,kepingin kali aku ikut serta disana,tapi pemain-pemain nya menghayati musik yg di mainkan nya sakin menghayati nya ada yg kesurupan gitu,,hehehehe

di lokasi sana aku bertanya salah satu Ketua pengrus gendang tabuik sebut aja nama nya Datuk Mahkuto,aku cari tau sejarah Gendang Tabuik lalu Datuk itu menceritakan semua gandang tabuik

ini lah cerita Datuk Mahkuto tentang Gandang Tabuik,sejarah masa lalu di Minangkabau pada umumnya sudah menjadi kendala yang sangat besar,pada saat ini lantaran kebudayaan menulis di Minangkabau pada masa dulu belum membudaya hanya mengandalkan atau bersifat oral transimition (dari mulut kemulut/berbentuk lisan), Ini dapat dibuktikan dalam pewarisan sako yang diterima secara turun temurun yang terpatri dalam kalimat “satitiak indak kalupo, sabarih bapantang tingga” maksudnya adalah setitik tidak akan lupa, sebaris berpantang tinggal,namun istilah tersebut tidak dapat dipertahankan untuk selamanya.

Berbicara tentang Gandang Tabuik, berarti kita tidak bisa lepas dari unsur kebudayaan Parsi. Tabuik sama artinya dengan gandang (Barrel drum). Maka gandang tabuik di Minangkabau berkaitan erat dengan kedatangan agama Islam.

Agama Isalam masuk ke Minangkabau dalam tahun 674 M atau 42 tahun setelah Nabi Muhammad. S.A.W wafat (632 M). Asri,MK, cs. (1993:23). Barang kali akan muncul pertanyaan apakah waktu kedatangan pedagang Persi itu sekaligus membawa Gandang tabuik Saya berani menyatakan tidak mungkin. Bangsa Persi datang hanya untuk berdagang bukan atas misi kebudayaan. Setelah adanya komunikasi dengan penduduk pribumi sebagian penduduk sudah menganut agama Islam, kemudian barulah misi kebudayaan

Pemain Gandang Tabuik


Gadang tabuik sampai sekarang yang paling banyak dijumpai di daerah
Maninjau dan daerah Padang Pariaman. Gandang tabuik ini sangat erat kaitannya dengan upacara ritual atau adat pada masyarakat maninjau dan Padang Pariaman,seperti dalam masayarakat Maninjau bahwa gandang tambuik disebut juga dengan nama Gandang Ketipit yang dimainkan dalam bentuk ensambel musik yang hampir selalu digunakan dalam upacara adat seperti dalam pesta perkawinan dan acara keramaian lainnya. Sebaliknya juga pada masyarakat Padang Pariaman sekitarnya sangat erat kaitannya dengan budaya masyarakat setempat.

Seperti dalam upacara ritual Tabuik yang diadakan setiap tangal 1 sampai 10 Muharam setiap tahunnya dan upacara-upacara ritual lainnya, bahwa gandang tabuik tidak bisa ditinggalkan dan bahkan merupakan sudah menjadi sebuah syarat mutlak dalam sebuah upacara ritual mereka, bahkan keberadaan gandang sebagai alat musik sudah bagian penting dalam struktur rangkai upacara Tabuik.

Jelaslah bahwa gandang tabuik yang ada di Sumatera Barat sekarang ini lebih banyak dijumpai pada daerah Maninjau sekitarnya dan pada daerah Padang Pariaman sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2013 Suka-Suka Blogger: Gandang Tabuik | Blogger Template for Bertuah | Design by Ais Bertuah